Implementasi Terapi Komplementer Madu Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Infeksi Saluran Pernapasan Atas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi - Kassi Makassar

Siti Nur Aisyah Putri Ananta, Andi (2024) Implementasi Terapi Komplementer Madu Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Infeksi Saluran Pernapasan Atas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi - Kassi Makassar. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Makassar.

[img] Text
KTI_AISYAH_FIX_DIBUKUKAN[1].pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[img] Text
JURNAL KEP AISYAH FIX.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (285kB)
Official URL: https://drive.google.com/file/d/1IiIpWC2fBeWyseUy2...

Abstract

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan proses terjadinya peradangan yang diakibatkan oleh agen infeksius, berupa virus dan bakteri. Pada umumnya penyakit ISPA diawali dengan gejala seperti batuk,demam,dan pilek (Ester Ratnaningsih & Nita Ivana Benggu, 2020). Menurut World Health Organization (WHO) hampir empat juta orang disetiap tahunnya meninggal akibat ISPA dengan sekitar 98% kematian tersebut disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah (Widyarati, 2023) . Metode pengobatan saat ini sangat beragam, salah satunya madu dapat mengobati pilek,batuk, demam serta membuat tidur anak nyenyak. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran implementasi terapi komplementer madu pada anak yang mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan atas. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang melibatkan sebanyak 2 responden sebagai sampel penelitian ini. Hasil Penelitian : Implementasi terapi komplementer madu pada anak yang mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan atas di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi – Kassi Makassar menunjukkan adanya pengaruh terhadap penurunan suhu badan, frekuensi batuk, dan tidak terdapat bunyi napas tambahan. Dimana pada responden I (An. Az) mengalami penurunan suhu badan menjadi 360C, penurunan frekuensi batuk menjadi 2 – 3x/hari, dan tidak terdapat bunyi napas tambahan setelah diberikan terapi komplementer madu, serta pada responden II (An. Al) mengalami penurunan suhu badan menjadi 36,50C, penurunan frekuensi batuk menjadi 3 – 4x/hari, dan tidak terdapat bunyi napas tambahan setelah diberikan terapi komplementer madu. Kesimpulan : Implementasi terapi komplementer madu dapat mengatasi atau mengurangi perubahan terhadap penurunan frekuensi batuk, suhu badan, dan tidak terdapat bunyi napas tambahan pada anak yang mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan atas.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Poltekkes Kemenkes Makassar > Jurusan Keperawatan > Keperawatan Makassar
Depositing User: Unnamed user with email hasnawati@poltekkes-mks.ac.id
Date Deposited: 06 Jan 2025 02:31
Last Modified: 06 Jan 2025 02:31
URI: http://repositorynew.poltekkes-mks.ac.id/id/eprint/151

Actions (login required)

View Item View Item