AGUS, RIFDAH ADILAH (2024) Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Bontomatene Kabupaten Jeneponto. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Makassar.
![]() |
Text
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-24 BULAN DI DESA BONTOMATENE KABUPATEN JENEPONTO.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
![]() |
Text
MANUSKRIP_RIFDAH ADILAH AGUS.pdf Download (290kB) |
![]() |
Text
Skripsi Rifdah Adilah Agus_Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Stunting di Indonesia masih berada di atas ambang batas yang telah ditetapkan oleh WHO yakni 21,6%%. Prevalensi di Sulawesi Selatan mencapai 27,2%, salah satu kabupaten dengan prevalensi tinggi yaitu kabupaten jeneponto dengan persentase 39,8%. Persentase balita pendek di puskesmas Bontomatene tahun 2021 adalah 30,4%. Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya stunting salah satunya budaya pantangan makan, berat badan lahir rendah dan tinggi badan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di Desa Bontomatene Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini merupakan penelitian case control. Penelitian ini dilakukan di Desa Bontomatene Kabupaten Jeneponto pada bulan Januari 2024 sampai Februari 2024 dengan jumlah sampel 51 (17 kasus dan 34 kontrol) pengambilan sampel dilakukan dengan Teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square. Data budaya pantangan makan diperoleh dari hasil wawancara, tinggi badan ibu dan panjang/tinggi badan balita diperoleh dari pengukuran antropometri serta berat badan lahir dilihat dari buku KIA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya pantangan makan didapatkan value 0,333 yang berarti bukan faktor risiko kejadian stunting, Tinggi badan ibu didapatkan value 0,006 yang merupakan faktor risiko kejadian stunting, tinggi badan ibu <150 cm berisiko 8,727 kali lebih besar anaknya mengalami stunting dibandingkan tinggi badan ibu 150 cm. BBLR didapatkan value 0,006 yang merupakan faktor risiko kejadian stunting, berat badan lahir <2500 gr berisiko 13,750 kali lebih besar mengalami stunting dibandingkan berat badan lahir 2500 gr. Untuk mengurangi faktor risiko stunting bayi yang mengalami BBLR dan tinggi badan ibu <150 cm agar memastikan gizi yang cukup pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Memberikan edukasi kepada keluarga yang memiliki pantangan makan untuk memiliki pikiran positif terhadap berbagai jenis makanan yang bergizi dan seimbang.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QN Nutrition |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Makassar > Jurusan Gizi |
Depositing User: | Elsi Elsi Premiwati |
Date Deposited: | 12 Aug 2025 03:12 |
Last Modified: | 12 Aug 2025 03:12 |
URI: | http://repositorynew.poltekkes-mks.ac.id/id/eprint/378 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |